Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Kerajaan Singasari; Sejarah, Raja, Masa Kajayaan, dan Peninggalannya

Kerajaan Singasari; Sejarah, Raja, Masa Kajayaan, dan Peninggalannya

Kerajaan Singasari; Sejarah, Raja, Masa Kajayaan, dan Peninggalannya

Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan yang berada di Jawa Timur. Kerajaan ini juga biasa dikenal dengan sebutan Singosari. Berdiri pada tahun 1222, kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok. Singasari sendiri diperkirakan berada pada daerah yang bernama Singasari, tepatnya di Kota Malang, Jawa Timur. Lantas seperti apa sejarah kerajaan ini? Simak selengkapnya di bawah ini!

Sejarah Kerajaan Singasari

Pada masanya, kerajaan ini mempunyai kejayaan yang cukup berpengaruh. Namun sebelum kerajaan ini berjaya dan diketahui oleh banyak orang, ternyata Singasari merupakan sebuah daerah bawahan dari Kerajaan Kediri. Hal ini pun telah ditegaskan menurut Pararaton.

Saat itu, seorang yang menjabat sebagai Akuwu (jika saat ini setara dengan Camat) adalah Tunggul Ametung. Akuwu ini mati terbunuh dengan cara ditipu muslihat oleh pengawalnya sendiri, yang bernama Ken Arok. Setelah Tunggul Ametung terbunuh, maka dia berniat untuk melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri dan berniat untuk membuat kerajaannya sendiri.

Sejarah mencatat pada tahun 1254 terjadilah sebuah pertarungan sengit antara Kaum Brahmana dengan Raja Kerajaan Kediri yakni Kertajaya. Saat itulah, para Brahmana menggabungkan diri dengan Ken Arok untuk melawan Raja Kerajaan Kediri. Dan disaat itu pula, Ken Arok diangkat menjadi raja pertama dari Tumapel dengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.

Perseteruan tersebut membuat Kerajaan Kediri berperang di Desa Ganter. Perang ini sendiri berakhir dengan kemenangan yang diperoleh pihak Tumapel. Negarakertagama pun mengatakan bahwa tahun yang sama berdirilah sebuah Kerajaan Tumapel, hanya saja tidak menyertakan Ken Arok. Yang menjadi raja di Kerajaan Tumapel justru bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra.

Disebutkan bahwa raja tersebutlah yang berhasil mengalahkan Kertajaya yang merupakan sosok raja dari Kerajaan Kediri. Kemudian pada sebuah Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara di tahun 1255, mengatakan bahwa Pendiri dari Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Namun bisa saja nama tersebut merupakan sebuah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa.

Dalam Negarakertagama sendiri, arwah pendiri Kerajaan Tumapel dipuja-puja sebagai Siwa. Namun dalam Pararaton, disebutkan bahwa sebelum maju perang melawan Kerajaan Kediri ternyata Ken Arok juga memiki julukan yang bernama Bhatara Siwa.

Itulah sepenggal kisah berdirinya Singasari yang semuanya tidak terlepas dari perebutan kekuasaan. Masing-masing penguasa kerajaan menginginkan sebuah kekuasaan dari kerajaan yang diinginkan.

Raja-raja Penguasa Kerajaan Singasari

Sebuah kerajaan tentu akan dikuasai dan dipimpin oleh seorang raja yang nantinya dapat memberikan pengaruh besar terhadap kerajaan yang dipimpinnya. Lantas siapa saja pemimpin dari Kerajaan Singasari? Berikut adalah raja-raja yang menguasainya dari pertama hingga akhir :

Ken Arok

Raja pertama Singasari adalah Ken Arok yang memerintah pada tahun 1222 Masehi. Pada saat itu ia hanya seorang Akuwu Tumapel yang berhasil memenangkan peperangan dengan Kerajaan Kediri. Kemudian, berdirilah kerajaan yang bernama Singasari.

Anusapati

Sepeninggal Raja Ken Arok, Singasari selanjutnya dipimpin oleh Anusapati. Anusapati sendiri memimpin kerajaan ini sekitar pada tahun 1227 sampai 1248 Masehi. Kekuasaan ini berakhir akibat adanya pembunuhan yang ditujukan kepada Anusapati oleh Tohjaya yang membalas kematian ayahnya sendiri, yakni Ken Arok.

Tohjaya

Setelah Anusapati terbunuh dan meninggal, maka secara otomatis Tohjaya yang kemudian menjadi raja Singasari di tahun 1248 Masehi. Kepemimpinan Tohjaya pun tidak berlangsung cukup lama, yakni hanya berlangsung selama beberapa bulan saja.
Hal ini karena terjadinya sebuah pemberontakan yang dilakukan oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Penyerangan tersebut membuat Tohjaya mengalami luka parah hingga akhirnya meninggal dunia.

Ranggawuni

Tohjaya yang terbunuh tentu tidak dapat memimpin kerajaan sehingga raja yang menggantikan adalah Ranggawuni. Ranggawuni menguasai Singasari pada tahun 1248 sampai 1268 Masehi. Dalam kepemiminannya pun didampingi oleh Mahesa Cempaka. Selang beberapa tahun kerajaan ini pun sangat tenteram dan aman selama kepemimpinannya.

Kertanegara

Merupakan raja terakhir sekaligus raja yang menjadikan Singasari menjadi berjaya. Meskipun ia diangkat saat usianya masih muda, ia memiliki cita-cita yang cukup tinggi. Yakni dengan melaksanakan ekspedisi pamalayu serta menguasai daerah Bali, Jawa Barat, Pahang dan juga Tanjung Pura.

Dengan banyaknya cita-cita yang dimiliki oleh Raja Kertanegara, sayangnya harus kandas saat dirinya berhasil ditumbangkan oleh Jayakatwang. Namun, ia telah berhasil mempersatukan wilayah Nusantara.

Masa Kajayaan Kerajaan Singasari

Kerajaan yang berasal dari Provinsi Jawa Timur ini mulai berkembang dan mempunyai wilayah kekuasaan yang cukup luas berkat kepemimpinan Raja Kartanegara. Masa kejayaan ini kemudian dilanjutkan dengan pengutusan tiga orang menterinya. Ketiga menteri tersebut bernama Maka Menteri I Sirikan, Maha Menteri I Halu, serta Maka Menteri I Hino.

Ketiga menteri terpilih tersebut ditempatkan oleh Raja Kartanegara untuk memimpin beberapa bidang sesuai dengan keahlian mereka masing-masing. Pada saat itu juga kepemimpinan Raja Kartanegara cukup tegas hingga tak segan mengganti pejabat yang memang tidak berkualitas saat bertugas.

Dalam upaya kejayaan kerajaan sendiri, Raja Kartanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa kerajaan besar yang lainnya. Itulah penyebab mengapa pemerintahan dari Raja Kartanegara mampu meraih kejayaan sekaligus menjadi kerajaan yang terkuat dalam bidang militer maupun perdagangan.

Di tangan Raja Kartanegarapun , Singasari bisa memiliki kekuasaan daerah yang cukup luas. Dari situlah kerajaan ini memiliki kejayaan di bandingkan dengan pimpinan raja-raja yang sebelumnya.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari

Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang lokasinya tidak jauh dengan Sungai Brantas. Untuk itu, tidak heran jika letak kerajaan ini juga turut mempengaruhi mata pencaharian yang umumnya dilakukan oleh kerajaan tersebut. Yakni tak terlepas dari masalah pertanian.
Kerajaan ini mampu menghasilkan pertanian atau hasil bumi yang cukup melimpah. Hal inilah yang dapat membuat Raja Kertanegara bisa memperluas wilayahnya menjadi lebih strategis dalam hal perdagangan.

Selain dalam hal pertanian yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat pada kerajaan ini, terdapat pula perdagangan yang juga menjadi sektor perekonomian sekaligus kehidupan dari masyarakatnya. Dengana adanya Sungai Brantas tentu saja lalu lintas perdagangan dari kerajaan ini menjadi semakin mudah untuk berbagai wilayah. Baik itu wilayah luar maupun wilayah pedalaman.

Raja Kertanegara sendiri mampu memimpin perekonomian kerajaan menjadi lebih baik. Jadi tidak heran jika dengan kepemimpinannya mampu menjadikan Singasari menjadi sebuah kerajaan besar pada masa pemerintahannya. Selain itu, kehidupan ekonomi masyarakat dari kerajaan ini juga bisa dibilang cukup baik dan makmur.
Tak hanya dalam bidang kehidupan ekonomi, dalam kehidupan sosial budaya pun masyarakat kerajaan juga cukup baik.Berkat kepemimpinan Raja Kertanegara, masyarakatnya dapat memiliki kehidupan dengan damai, aman, serta tenteram. Hingga kekuasaannya dapat mencapai banyak wilayah, seperti Madura, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Melayu, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, sampai Semenanjung Malaka.
Dengan kekuasaan yang cukup luas tersebut, terbukti bahwa Singasari merupakan sebuah kerajaan dengan pengaruh yang cukup besar dalam menyatukan wilayah Nusantara. Hal ini tentu tak lepas dari usaha dan kerja keras yang berhasil dilakukan oleh Raja Kertanegara.

Runtuhnya Kerajaan Singasari

Singasari mengalami keruntuhan karena beberapa sebab. Yang pertama adalah akibat dari pemberontakan luar negeri. Yang kedua adalah tekanan yang dilakukan oleh luar negeri. Tekanan asing luar negeri ini berasal dari Khubilai Khan dan Dinasti Yuan yang berasal dari Negara China.

Khubulai Khan sendiri menginginkan Singasari untuk menjadi kerajaan yang ditaklukkan oleh China. Sebagai seorang yang ingin mendapatkan gelar Maharajadiraja, maka tentu saja Kertanegara melakukan penolakan. Raja Kertanegara menolaknya dengan cara menghina utusan Khubulai Khan yang saat itu bernama Meng-chi.

Berawal dari itu, Raja Kertanegara pun fokus dalam mempertahankan kekuatan pertahanan lautnya. Di tengah menghadapi masalah ini, datanglah penguasa dari daerah Kediri secara tiba-tiba yang bernama Jayakatwan. Ia melakukan pemberontakan meskipun Raja Kertanegara sudah memperhitungkannya dan mengambil anak Jayakatwang sebagai menantunya.

Sayangnya, langkah ini tidak efektif sama sekali, sehingga membuat Jayakatwang menyerang ibukota serta berhasil melakukan pembunuhan terhadap Raja Kertanegara. Saat itulah kerajaan ini mengalami keruntuhan akibat pemberontakan tersebut.

Peninggalan Kerajaan Singasari

Pasca runtuhnya Kerajaan Singasari meninggalkan sepenggal sejarah serta peninggalannya yang menunjukkan pernah terjadinya sebuah kejayaan dari kerajaan ini. Hadirnya berbagai peninggalan kerajaan ini tentu menjadi saksi bahwa kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan besar yang menguasai Nusantara. Berikut beberapa peninggalannya:

Candi Jago

Singasari memiliki peninggalan sejarah bernama Candi Jago dengan arsitektur yang menyerupai teras punden berundak. Meski begitu, candi ini memiliki bentuk yang cukup ini akibat bagian atasnya yang hanya tersisa sebagian saja.

Menurut catatan sejarah, candi ini pernah tersambar petir. Saat mengunjunginya pun Anda akan menjumpai relief Kunjarakarna serta relief Pancatantra. Candi ini pun menggunakan batu andesit dalam membangunnya sekaligus tempat dari Raja Kertanegara beribadah.

Candi Singasari

Candi Singasari menjadi peninggalan sejarah tak terlupakan. Candi ini berlokasi di Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tepatnya di lembah antara Gunung Arjuna dan Pegunungan Tengger. Dalam Prasasti Gajah Mada dan Kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pada tahun 1351 Masehi, Candi Singasari adalah kediaman terakhir yang disinggahi oleh Raja Kertanegara.

Sebagai pemimpin terakhir dari Singasari, Raja Kertanegara tewas terbunuh di tahun 1292 Masehi akibat serangan yang dilakukan oleh Jayakatwang. Ia memimpin tentara Gelang-gelang untuk menyerang Raja Kertanegara. Selain itu, terdapat dugaan juga bahwa candi ini tidak pernah selesai dalam pembangunannya.

Arca Dwarapala

Peninggalan selanjutnya adalah sebuah arca bernama Dwarapala. Arca ini berbentuk menyerupai monster dengan ukuran yang terbilang cukup besar. Juru kunci tempat tersebut pun mengatakan bahwa arca ini adalah tanda bahwa Anda sudah memasuki wilayah Kotaraja.
Hingga saat ini pun lokasi Kotaraja Singasari tidak pernah ditemukan secara pasti. Untuk itulah mengapa arca ini dikategorikan sebagai peninggalan sejarah dari kerajaan ini.

Candi Sumberawan

Merupakan satu-satunya bangunan stupa yang bisa Anda jumpai di Jawa Timur. Candi ini sendiri berada di sekitar 6 km dari wilayah Candi Singasari. Selain dikategorikan sebagai peninggalan kerajaan, candi ini juga digunakan sebagai tempat ibadah oleh umat Buddha pada saat itu.
Jika Anda melihat dan mengamatinya dari jauh, maka candi ini akan terlihat cukup indah karena lokasinya yang dekat dengan telaga yang memiliki air cukup jernih. Itulah mengapa candi ini diberi nama dan disebut dengan Candi Sumberawan.

Candi Jawi

Candi Jawi yang merupakan peninggalan kerajaan ternyata juga sekaligus digunakan sebagai tempat untuk menyimpan abu Raja Kertanegara. Selain itu, abu dari Raj kertanegara juga disimpan pada Candi Singasari.

Candi ini sendiri berlokasi di pertengahan jalan raya antara Pandaan, Prigen, dan juga Pringebukan, candi ini sering dikira sebagai tempat ibadah umat Buddha.

Candi Kidal

Merupakan candi peninggalan kerajaan yang dibangun dengan tujuan sebagai penghormatan Raja Anusapati, yang merupakan raja kedua Singasari. Raja ini sendiri memerintah Singasari dengan waktu yang cukup lama yakni sekitar 20 tahun. Tepatnya pada tahun 1227 sampai tahun 1248 Masehi.
Raja Anusapati sendiri tewas dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai salah satu langkah untuk merebut kekuasaan. Namun begitu, hal ini juga diyakini sebagai kutukan dari Mpu Gandring

Prasasti Singasari

Prasasti ini merupakan sebuah peninggalan sejarah yang ditemukan di Sungasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tahun pembuatannya sendiri adalah 1251 Masehi dengan tulisan yang digunakan adalah aksara Jawa. Adanya penulisan pada prasasti ini bertujuan untuk mengenang pembangunan candi pemakaman yang dilakukan oleh Mahapatih Gajah Mada.

Pada bagian pertama prasasti bertuliskan tanggal prasasti, beserta penggambaran letak benda angkasa dengan sangat detail. Kemudian, pada bagian kedua adalah penggambaran maksud dan arti dari prasasti tersebut dibuat. Yakni sebagai kabar pembangunan sebuah candi pemakaman.

Prasasti Manjusri

Selain Prasasti Singasari, Prasasti Manjusri juga menjadi peninggalan kerajaan ini. Prasasti ini sendiri merupakan suatu manuskrip yang pada bagian belakangnya dibuat Arca Manjuari tahun 1343. Pada mulanya, Prasasti Manjusri ini diletakkan di Candi Jago, namun seiring berjalannya waktu prasasti peninggalan ini disimpan pada Museum Nasional yang ada di Jakarta.

Prasasti Wurare

Prasasti ini memiliki isi sebuah peringatan atas penobatan Arca Mahaksobhya. Lokasinya sendiri bernama Wurare sehingga tak heran jika nama prasasti juga disebut sebagai Prasasti Wurare. Prasasti yang satu ini ditulis dengan memakai bahasa Sansekerta dengan tanggal tahun 1211 Saka atau sekitar 21 November 1289.

Prasasti Mula Malurung

Peninggalan lain dari Kerajaan Singasari adalah Prasasti Mula Malurung yang merupakan suatu piagam penganugerahan dan pengesahan dari Desa Malurung dan Desa Mula kepada tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini memiliki bentuk seperti lempengan-lempengan tembaga yang dibuat atas perintah ayah dari Raja Kertanegara sekitar tahun 1255.

Meski begitu, lempengan-lempengan yang ada ditemukan dalam dua waktu yang berbeda. Yakni lempengan pertama ditemukan pada tahun 1975 di Kota Kediri. Kemudian lempengan kedua baru ditemukan sekitar bulan Mei 2001 pada lapak penjual barang loak yang tidak jauh dengan lokasi sebelumnya.
Saat ini lempengan-lempengan dari prasasti Mula Malurung tersebut sudah disimpan pada Museum Nasional yang ada di Jakarta.

Beberapa benda di atas merupakan saksi sekaligus peninggalan Singasari yang sampai saat ini bisa Anda temukan. Kerajaan ini sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak kerajaan yang ada di Jawa Timur. Dengan kejayaannya yang dipimpin oleh Raja Kertanegara, kerajaan ini mampu membuat perubahan di Nusantara menjadi lebih baik.

Berbagai peninggalan sejarah dari kerajaan ini juga bisa Anda kunjungi langsung di Jawa Timur. Berdasarkan kepemimpinan dari Raja Kertanegara sendiri, dapat disimpulkan bahwa generasi muda wajib meneruskan cita-cita dari penguasa sebelumnya. Yakni dalam hal menyatukan wilayah Indonesia dengan baik.

Meski begitu, tak cukup hanya dengan generasi muda saja, namun juga harus diikuti oleh seluruh masyarakat yang ada di Indonesia untuk memperjuangkan cita-cita luhur dari Raja Kertanegara tersebut.

Fajar Nizarino
Latest posts by Fajar Nizarino (see all)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *